All categories
Featured selections
Trade Assurance
Buyer Central
Help Center
Get the app
Become a supplier

Kimono gaun

(6066 produk tersedia)

Tentang kimono gaun

Jenis Kimono Gown

Kimono gown adalah pakaian tradisional Jepang yang memiliki gaya bungkus dengan lengan panjang. Dibuat dari berbagai macam kain, kimono gown dikenal dengan pola dan desainnya yang rumit. Berikut adalah beberapa jenis kimono gown yang paling umum:

  • Furisode

    Furisode adalah kimono lengan panjang yang dikenakan oleh wanita yang belum menikah. Lengannya bisa mencapai 100 cm, dan masih panjang dibandingkan dengan jenis kimono lainnya. Furisode biasanya dikenakan pada acara-acara khusus seperti pernikahan, upacara dewasa, dan festival. Dibuat dari sutra atau campuran sutra, furisode sering dihiasi dengan pola dan desain yang rumit, termasuk bunga, burung, dan motif musiman.

  • Hakama

    Hakama adalah pakaian seperti rok berlipit yang dikenakan di atas kimono. Biasanya dikenakan oleh pria, tetapi wanita memakainya saat berpartisipasi dalam seni tradisional Jepang seperti upacara minum teh dan kaligrafi. Hakama memiliki lipatan yang biasanya diikat di bagian belakang dan depan, dan sering dikenakan dengan obi (ikat pinggang) untuk mengamankannya. Hakama dapat dikenakan dalam berbagai gaya, termasuk seiri (dikenakan oleh pria) dan tama (dikenakan oleh wanita).

  • Tomesode

    Tomesode adalah kimono lengan pendek yang dikenakan oleh wanita yang sudah menikah. Biasanya dikenakan untuk acara-acara formal seperti pernikahan dan upacara minum teh. Tomesode biasanya sebatas lutut dan memiliki dua jenis utama: kuro (hitam) dan 色 (iro, atau berwarna). Tomesode kuro dikenakan untuk acara paling formal, sedangkan tomesode berwarna dikenakan untuk acara yang sedikit kurang formal.

  • Yukata

    Yukata adalah kimono kasual yang terbuat dari katun, sehingga ringan dan cocok untuk musim panas. Sering dikenakan untuk festival, pertunjukan kembang api, dan untuk bersantai di ryokan (penginapan Jepang). Yukata biasanya diikat dengan obi sederhana dan hadir dalam berbagai warna dan pola, sering menampilkan desain yang semarak.

  • Uchikake

    Uchikake adalah kimono gown yang dilapisi tebal, biasanya dikenakan oleh pengantin wanita selama upacara pernikahan mereka. Ini adalah pakaian seperti mantel yang dikenakan di atas kimono, dan seringkali sangat dekoratif, menampilkan sulaman dan desain yang rumit. Uchikake biasanya berwarna putih, tetapi juga bisa hadir dalam warna lain, dan dikenakan terbuka di bagian depan, terurai di atas bahu dan menjuntai ke tanah.

  • Kimono era Meiji

    Kimono ini dikenakan selama periode Meiji (1868-1912) ketika Jepang mengalami modernisasi dan westernisasi yang signifikan. Kimono dari era ini mencerminkan perpaduan gaya tradisional Jepang dengan pengaruh Barat dalam desain, kain, dan tren fesyen. Menandai masa transisi dalam pakaian Jepang, menggabungkan kain baru seperti wol dan katun.

Desain Kimono Gown

Jubah tradisional Jepang memiliki desain berbentuk T, lurus, dan sebatas mata kaki dengan gaya bungkus dan garis leher V. Lengan panjang kimono terurai, dan kainnya biasanya cerah dan bertekstur. Kimono wanita dikenakan dengan cara yang berbeda dari kimono pria, dan cara memakainya berbeda-beda tergantung pada status perkawinan dan usia orang yang memakainya. Kimono tradisional adalah pakaian berbagian banyak yang terdiri dari beberapa bagian berbeda. Kimono dikenakan dengan obi, ikat pinggang lebar yang diikat di bagian belakang dengan simpul dekoratif.

  • Bahan: Gaun kimono terbuat dari berbagai bahan. Sutra, katun, linen, campuran sintetis, dan wol adalah beberapa kain yang digunakan untuk membuat kimono. Bahan kimono yang paling umum adalah sutra karena berharga dan memiliki permukaan yang berkilau. Bahan kimono kedua yang paling umum adalah katun, yang sering digunakan untuk kimono kasual. Linen digunakan dalam kimono karena memiliki rasa yang sejuk dan kering. Kimono linen dikenakan di musim panas dan iklim hangat. Untuk alasan praktis dan finansial, campuran sintetis dan wol digunakan untuk membuat kimono.
  • Pola: Pola pada kimono juga dibuat sesuai musim. Beberapa pola digunakan untuk acara tertentu, sementara yang lain digunakan untuk usia atau status sosial tertentu. Pola pada kimono cerah dan rumit. Mereka dicat, ditenun, atau diwarnai pada kain kimono. Motif seperti bunga, burung, dan lanskap sering terlihat. Warnanya juga memiliki makna. Misalnya, putih digunakan untuk kemurnian dan merah untuk kebahagiaan.
  • Gaya: Gaya dan desain kimono dipengaruhi oleh usia dan status perkawinan pemakainya. Gaya yang berbeda dikenakan oleh wanita yang sudah menikah dan gaya yang berbeda dikenakan oleh wanita yang belum menikah. Warna dan polanya juga berubah tergantung musim. Musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin semuanya memiliki warna dan pola tertentu yang terkait dengannya. Cara kimono dikenakan adalah seni itu sendiri. Itu melibatkan teknik melipat dan mengikat yang rumit. Kimono biasanya dikenakan dengan obi, ikat pinggang lebar yang diikat dengan simpul rumit.
  • Aksesoris: Gaun kimono dikenakan dengan berbagai aksesoris. Obi adalah aksesoris yang paling penting, tetapi yang lainnya termasuk obijime (tali yang mengamankan obi), obisashi (ujung obi), dan obidome (hiasan obi). Aksesoris lainnya termasuk tabi (kaus kaki berjari terpisah), zori atau geta (sandal), dan haneri (kerah). Setiap aksesori memiliki maknanya sendiri dan dipilih berdasarkan acara dan desain kimono.

Saran Pemakaian/Pencocokan Kimono Gown

Berikut adalah beberapa saran pemakaian dan pencocokan untuk gaun kimono:

  • Memakai Gaun Kimono

    Gaun kimono dapat dikenakan dengan berbagai cara. Untuk tampilan kasual, biarkan kimono terbuka di atas jeans dan kaos. Ini menambah getaran bohemian yang santai. Untuk menata gaya untuk bekerja, kenakan gaun sarung yang pas di bawah dan kancingkan kimono. Ini membuatnya terlihat lebih terstruktur dan profesional. Untuk acara malam, pasangkan kimono dengan rok mini kulit yang ramping dan blus sutra. Ini menciptakan kontras yang berani dan menarik perhatian. Aksesoris dengan perhiasan pernyataan dan sepatu hak tinggi untuk melengkapi tampilan.

  • Mencocokkan dan Menata Gaya Gaun Kimono

    Pasangkan gaun kimono dengan potongan sederhana dan berwarna solid. Ini membuat fokus pada cetakan dan desain kimono. Pilih bentuk klasik seperti turtleneck hitam yang pas atau blus putih. Bagian bawah harus ramping, seperti celana yang dijahit atau rok pensil. Untuk sepatu, pilih mules atau sepatu datar. Mereka melengkapi aliran kimono tanpa terlalu berlebihan. Tambahkan tas berstruktur untuk menyeimbangkan kelembutan kimono. Untuk tampilan kasual, cocokan dengan jeans dan kaos. Untuk bekerja, pasangkan dengan gaun sarung. Untuk acara malam, tata gaya dengan mini kulit.

  • Mengenakan Aksesoris Gaun Kimono

    Saat mengenakan aksesoris gaun kimono, pilihlah potongan minimal. Pilih kalung dan gelang yang halus. Ikat pinggang tipis dapat mengencangkan pinggang dan menambah bentuk. Untuk tampilan kasual, tambahkan topi bertepi lebar. Ini memberikan getaran yang santai. Sepatu hak tinggi sangat cocok untuk mendandani kimono. Mereka menambah tinggi dan keanggunan. Tas berstruktur membuat penampilan tetap rapi. Untuk gaya bohemian, tumpuk gelang dan kenakan sepatu bot setinggi mata kaki. Syal sutra dapat menjadi aksesoris kepala atau leher.

  • Melapisi dengan Gaun Kimono

    Melapisi dengan gaun kimono menambah kedalaman pada pakaian. Mulailah dengan dasar yang pas seperti turtleneck atau tank. Ini membuat siluet tetap ramping. Selanjutnya, drape kimono di atas alas. Jika dingin, tambahkan mantel atau jaket yang dijahit di atasnya. Pilih mantel dengan garis yang bersih untuk menghindari kekakuan. Untuk tampilan kasual, pasangkan dengan jeans dan sepatu bot. Untuk gaya yang chic, pilih rok mini kulit dan sepatu hak tinggi. Aksesoris dengan ikat pinggang untuk mengencangkan pinggang. Topi bertepi lebar menambah gaya.

T&J

T1: Untuk apa kimono gown digunakan?

J1: Kimono gown serbaguna dan dapat dikenakan untuk berbagai keperluan. Mereka secara tradisional digunakan sebagai pakaian sehari-hari di Jepang, cocok untuk acara kasual dan formal. Di zaman modern, gaun bergaya kimono juga populer sebagai pakaian santai, memberikan kenyamanan dan keanggunan. Selain itu, mereka sering digunakan sebagai jubah atau penutup, terutama saat terbuat dari sutra atau katun. Desain dan makna budayanya yang unik menjadikan mereka pilihan fesyen yang modis untuk acara siang dan malam hari.

T2: Apakah kimono gown cocok untuk semua jenis tubuh?

J2: Ya, kimono gown dikenal dengan siluetnya yang menyanjung yang cocok untuk berbagai macam jenis tubuh. Desain longgar yang mengalir dan gaya bungkus dapat mengakomodasi berbagai bentuk dan ukuran tanpa menempel di tubuh. Penggunaan obi atau ikat pinggang lebih lanjut menentukan pinggang, menciptakan bentuk jam pasir terlepas dari jenis tubuh seseorang. Selain itu, garis leher V dan lengan panjang kimono memanjangkan figur, menjadikannya pilihan serbaguna dan menyanjung bagi banyak individu. Baik dikenakan secara kasual atau untuk acara formal, kimono gown menawarkan kenyamanan dan gaya untuk semua orang.

T3: Bisakah kimono gown diubah untuk mendapatkan kecocokan yang lebih baik?

J3: Meskipun kimono gown dirancang untuk dikenakan dengan gaya yang lebih longgar dan santai, mereka dapat diubah untuk mendapatkan kecocokan yang lebih sesuai jika diinginkan. Modifikasi sederhana seperti mempersingkat lengan, menyesuaikan panjang, atau mengecilkan bagian samping dapat dilakukan untuk menyesuaikan gaun. Namun, penting untuk mempertahankan elemen tradisional kimono, seperti struktur dan desain keseluruhan. Memakai kimono yang sama dengan gaya yang pas secara berkala dapat merusak kain. Dengan demikian, mengubah kimono harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan makna budayanya serta kerajinannya.

T4: Apa saja jenis kimono gown yang berbeda?

J4: Ada beberapa jenis kimono gown, masing-masing dengan fitur yang unik. Beberapa yang populer termasuk Yukata, kimono musim panas kasual yang terbuat dari katun; Furisode, kimono formal dengan lengan panjang yang dikenakan oleh wanita muda; dan Tomesode, kimono panjang lutut multi-warna yang dirancang untuk wanita yang sudah menikah. Jenis lainnya termasuk Haneri, kimono pendek yang dikenakan untuk upacara minum teh, serta Mofuku, kimono berkabung. Setiap jenis dibedakan oleh kain, panjang lengan, dan acaranya, yang mencerminkan tradisi dan gaya Jepang.

T5: Bagaimana cara merawat kimono gown?

J5: Merawat kimono gown membutuhkan sedikit perhatian untuk menjaga kualitas dan umur panjangnya. Kimono sutra harus dicuci kering atau dicuci dengan tangan dalam air dingin dengan deterjen ringan untuk mencegah kerusakan pada kain. Kimono katun dapat dicuci dengan mesin pada siklus lembut dan diangin-anginkan untuk menjaga tekstur dan warnanya. Penting untuk menghindari penggunaan pemutih atau bahan kimia keras yang dapat memudarkan atau melemahkan kain. Selain itu, kimono gown harus disimpan rata atau digantung di gantungan empuk untuk mencegah kerutan dan menjaga bentuknya.