All categories
Featured selections
Trade Assurance
Buyer Central
Help Center
Get the app
Become a supplier

Jepang gaun

(1363 produk tersedia)

Tentang jepang gaun

Jenis Kimono Jepang

Kimono Jepang adalah gaun tradisional berbentuk jubah panjang. Mereka memiliki makna budaya yang mendalam di Jepang dan dikenakan untuk acara-acara khusus. Meskipun ada berbagai jenis kimono Jepang, semuanya memiliki karakteristik yang sama; misalnya, semuanya elegan, terbuat dari bahan berkualitas, dan merupakan simbol tradisi Jepang. Berikut adalah beberapa yang terkenal:

  • Kimono

    Kimono adalah gaun tradisional Jepang yang paling populer dan terkenal. Ini adalah jubah panjang, lurus, dan longgar dengan lengan panjang dan desain pembungkus yang diikat dengan sabuk obi. Kimono terbuat dari berbagai bahan, termasuk sutra, katun, dan serat sintetis, dan menampilkan pola dan desain yang rumit.

  • Yukata

    Yukata adalah gaun musim panas kasual yang ringan, mirip dengan kimono tetapi terbuat dari katun atau kain sintetis. Sering dikenakan untuk festival, kembang api, dan malam santai. Yukata juga dikenakan sebagai jubah mandi di penginapan dan hotel Jepang.

  • Hakama

    Hakama adalah rok terbelah berlipit yang dikenakan di atas kimono. Secara tradisional dikenakan oleh pria tetapi juga dikenakan oleh wanita pada acara-acara khusus atau selama upacara tradisional. Hakama memiliki desain yang lebih rumit dengan banyak lipatan dan diikat dengan tali di pinggang dan pinggul.

  • Furisode

    Furisode adalah kimono formal untuk wanita muda yang belum menikah. Ini ditandai dengan lengan panjang yang berayun yang memanjang melewati tangan. Kimono Furisode dikenakan untuk acara-acara khusus seperti pernikahan, perayaan Tahun Baru, dan acara formal lainnya.

  • Tomesode

    Tomesode adalah kimono formal lainnya, tetapi dikenakan oleh wanita yang sudah menikah. Ini memiliki lengan yang lebih pendek daripada Furisode dan biasanya dikenakan untuk pernikahan dan upacara formal lainnya. Kimono Tomesode hadir dalam dua jenis: shiori (berpola) dan zori (polos).

  • Uchikake

    Uchikake adalah kimono pengantin berlapis yang mewah, secara tradisional dikenakan oleh pengantin wanita dalam pernikahan Jepang. Ini dibordir dengan berat dan sering dikenakan di bahu, menciptakan efek visual yang menakjubkan. Kimono Uchikake biasanya berwarna merah atau putih dan melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan.

  • Jinbaori

    Jinbaori adalah mantel tradisional tanpa lengan yang dikenakan di atas kimono, seringkali oleh samurai dan prajurit. Dirancang untuk kehangatan dan kenyamanan dan biasanya terbuat dari kain berpola kaya. Jinbaori memiliki desain longgar, terbuka di depan dan mungkin termasuk tali atau kancing untuk mengamankannya tertutup.

Desain Kimono Jepang

Kimono Jepang memiliki desain yang sangat unik dan kreatif. Umumnya, desain kimono ini menggabungkan elemen-elemen berikut:

  • Skema Warna

    Kimono Jepang memiliki warna-warna cerah dan cerah yang memiliki makna yang terkait dengannya. Misalnya, putih untuk kemurnian, merah untuk kebahagiaan, dan hitam untuk formalitas. Warna-warna dipilih untuk acara dan individu.

  • Pilihan Kain

    Kimono Jepang dikembangkan menggunakan berbagai kain, termasuk sutra, katun, dan campuran sintetis. Sutra adalah kain yang paling disukai karena dikaitkan dengan kemewahan dan keanggunan. Pilihan kain meningkatkan desain keseluruhan dan tampilan dan nuansa yang diinginkan.

  • Pola dan Tekstur

    Desain kimono Jepang seringkali menyertakan pola dan tekstur yang kompleks. Pola-pola ini digambar pada kain menggunakan teknik seperti pewarnaan, tenun, dan sulaman. Beberapa pola umum termasuk bunga sakura, gelombang, dan burung bangau. Pola dan tekstur menambah minat visual dan kedalaman pada desain.

  • Siluet dan Bentuk

    Kimono Jepang memiliki berbagai siluet dan bentuk yang sesuai dengan berbagai jenis tubuh dan gaya pribadi. Dari A-line hingga mermaid hingga gaun bola, setiap siluet menawarkan tampilan dan nuansa yang unik. Siluet dan bentuk meningkatkan lekuk tubuh alami dan memberikan pas yang menyanjung.

  • Fitur Inovatif

    Desain kimono Jepang sering kali menggabungkan fitur inovatif seperti saku tersembunyi, gaya yang dapat diubah, dan bahan yang berkelanjutan. Fitur-fitur ini meningkatkan desain keseluruhan dengan menambah fungsionalitas dan fleksibilitas.

Saran Mengenakan/Mencocokkan Kimono Jepang

Ini adalah beberapa ide dan rekomendasi untuk mengenakan dan melengkapi kimono Jepang.

  • Obi: Obi adalah selendang atau ikat pinggang yang dikenakan dengan kimono. Ini adalah komponen penting dari mode kimono dan hadir dalam berbagai lebar, panjang, dan gaya. Obi dapat diikat dengan simpul yang berbeda, seperti taiko musubi (simpul drum), yang populer karena kemegahan dan bentuknya. Mencocokkan obi dengan kimono dalam hal warna dan desain sangat penting, karena melengkapi tampilan keseluruhan. Obi dapat diikat dengan simpul yang rumit di bagian belakang, seringkali membutuhkan bantuan karena kerumitannya.
  • Obiage dan Obijime: Obiage adalah potongan seperti selendang yang diselipkan yang dikenakan di atas obi untuk mengamankannya di tempatnya, mencegahnya bergeser. Obijime adalah tali dekoratif yang diikat di atas obi untuk menahannya dengan aman. Kedua aksesori harus selaras dengan kimono dan obi, menambahkan lapisan detail dan memastikan obi tetap berada di tempatnya sepanjang hari.
  • Obisashi: Obisashi adalah aksesori obi dekoratif yang menggantung di depan pemakainya. Ini terdiri dari jumbai dan ornamen, sering terlihat dalam bentuk kantong kecil atau bola berlapis kain. Ini menambah minat visual dan keseimbangan pada obi sambil menandakan status perkawinan dan usia pemakainya.
  • Haneri: Haneri adalah kerah yang dapat dilepas yang dikenakan dengan kimono. Ini dapat diubah untuk dicocokkan dengan musim atau desain kimono. Haneri sering menampilkan pola atau sulaman yang rumit dan biasanya berwarna putih atau berwarna terang untuk acara formal. Mereka dilampirkan ke kimono dengan jahitan kecil di garis leher.
  • Uwaobi: Uwaobi adalah pakaian seperti selendang yang dikenakan di atas kimono. Ini biasanya dikenakan oleh wanita yang sudah menikah dan menandakan status perkawinan mereka. Uwaobi sering dihiasi dengan kaya dan melengkapi desain kimono. Ini diselipkan di atas bahu dan disilangkan di depan, menambahkan lapisan kehangatan dan gaya ekstra.
  • Geta atau Zori: Alas kaki sangat penting dalam melengkapi ansambel kimono. Geta adalah sandal kayu yang dikenakan dengan kimono kasual, sedangkan zori adalah sandal datar yang terbuat dari kain atau jerami dan dikenakan dengan kimono formal. Pilihan antara geta dan zori bergantung pada formalitas kimono dan acaranya. Geta biasanya dikenakan di luar ruangan, sedangkan zori lebih disukai di dalam ruangan dan untuk pengaturan yang lebih formal.
  • Haidate dan Koshihimo: Haidate adalah pakaian yang dikenakan di bawah kimono untuk menahannya di tempatnya dan memastikan pas yang nyaman. Ini mirip dengan celana pendek dan diikat dengan tali yang disebut koshihimo. Koshihimo adalah tali tipis yang digunakan untuk mengamankan haidate dan menjaga kimono tertutup. Mereka diikat di sekitar pinggang dan di berbagai titik sepanjang kimono untuk menjaga strukturnya.
  • Lengan Kimono: Lengan kimono merupakan aspek penting dari mode kimono, dengan panjang dan gaya yang berbeda menandakan usia dan status. Misalnya, kimono lengan panjang (furisode) dikenakan oleh wanita muda yang belum menikah, sedangkan lengan yang lebih pendek dikaitkan dengan wanita yang sudah menikah dan orang yang lebih tua. Lengan merupakan bagian integral dari siluet dan desain keseluruhan kimono.

Tanya Jawab

T1: Apa karakteristik utama dari gaun kimono Jepang?

J1: Gaun kimono biasanya menampilkan desain bungkus dengan lengan lebar dan panjang serta selendang (obi). Kainnya biasanya sutra atau campuran sutra, seringkali dengan pola atau sulaman yang rumit. Desainnya asimetris, membungkus dari kiri ke kanan, yang merupakan standar tradisional di Jepang.

T2: Bagaimana gaun kimono berbeda dari yukata?

J2: Meskipun keduanya adalah pakaian tradisional Jepang, gaun kimono biasanya dikenakan pada acara formal dan terbuat dari sutra atau kain berkualitas tinggi, seringkali membutuhkan pelapisan yang rumit dan cara khusus untuk dikenakan. Sebaliknya, yukata adalah pakaian musim panas kasual yang terbuat dari katun, biasanya dikenakan setelah mandi atau selama festival musim panas. Yukata lebih sederhana dan seringkali hanya satu lapis dengan ikat pinggang.

T3: Dapatkah gaun kimono dikenakan di luar pengaturan tradisional?

J3: Tentu saja, gaun kimono dapat dikenakan untuk acara formal, pernikahan, dan upacara budaya, tetapi mereka juga semakin populer dalam pengaturan kasual dan mode Barat. Desain dan pengerjaan uniknya menjadikan mereka pilihan bergaya untuk berbagai kesempatan, termasuk pakaian malam dan pakaian siang hari yang modis.

T4: Apa saja tips untuk mengenakan dan menata gaun kimono?

J4: Saat mengenakan gaun kimono, pastikan pakaian tersebut dibungkus dengan benar dan aman. Aksesoris dengan berbagai macam Obi atau ikat pinggang, yang dapat diikat dengan berbagai gaya. Pasangkan kimono dengan alas kaki yang sesuai, seperti sandal Geta atau Zori, dan pertimbangkan untuk menambahkan jaket Haori untuk tampilan tradisional yang lengkap. Untuk sentuhan modern, kombinasikan kimono dengan pakaian bergaya Barat seperti jeans atau rok.

T5: Bagaimana seseorang harus merawat gaun kimono?

J5: Gaun kimono harus ditangani dengan hati-hati, sebaiknya dicuci kering untuk menjaga kain dan desain yang rumit. Hindari mencuci dengan mesin, karena dapat merusak tekstil atau pola. Simpan kimono yang tergantung di gantungan berlapis atau dilipat di laci dengan lembaran pelindung untuk mencegah kusut dan menjaga kondisinya.